PERGELARAN DAN KRITIK MUSIK
A.
Penyajian karya musik
Praktek musik sering dilaksanakan di sekolah, misalnya
koor lagu-lagu wajib pada saat upacara hari senin, pada saat pentas seni, pada
saat kelulusan siswa, kegiatan parade band dan lain-lain. Jika sering berlatih
siswa akan terampil dalam memainkan sebuah musik.
Bentuk penyajian musik dibedakan menjadi penyajian musik
perseorangan dan penyajian musik berkelompok.
1.
Penyajian
musik secara perseorangan (individual) : penyajian musik secara pribadi
atau seorang diri dan biasa disebut tampil solo. Misalnya : solo gitara solo
piano, solo biola dan solo vokal.
2.
Penyajian
musik secara berkelompok : penyajian musik secara bersama-sama dengan beberapa
orang memainkan musik menggunakan beberapa alat musik. Bernyanyi berkelompok
mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi daripada bernyanyi seorang diri.
Untuk menyanyi berkelompok selain kesulitan dalam memadukan vokal antara satu
penyanyi dengan penyanyi lainnya, harmonisasi dengan alat musik juga tidak
mudah.
Bentuk penyajian musik dapat dilakukan dengan tiga cara :
1.
Musik
vokal (seni suara), yaitu musik yang dibunyikan dengan suara (mulut)
manusia. musik ini memanfaatkan warna suara manusia. Warna suara manusia secra
garis besar dipengaruhi oleh kualitas dan tinggi rendah wilayah nada suaranya.
Dalam penyajian vokal manusia, seorang penyanyi harus menguasai teknik
bernyanyi, yang meliputi : pernafasan dan frasering, pembentukan suara,
pengucapan, serta sikap dan pembawaan lagu.
a.
Pernaafasan
dan frasering
Dalam
teknik vokal, ada tiga macam pernafasan yaitu : pernafaasan dada, perut, dan
diafragma. Pernafasan dada, dada membusung ketika menarik nafas.
Tenggorokan atau leher tempat alat-alat suara di dekat dada juga ikut menjadi
tegang, sehingga suara yang dilontarkan terdengar kaku. Pada pernafasan perut,
perut menggembung ketika menarik nafas. Cara ini tidak mengakibatkan suara
kaku, tetapi lontaran suara kurang kuat karena perut letaknya jauh dari pita
suara atau alat suara di leher. Pada suara pernafasan diafragma bagian yang
menggembung ketika menarik nafas adalah sekitar diafragma, samping dan
punggung. Pernafasan inilah yang paling ideal digunakan pada saat bernyanyi
karena suara yang dilontarkan cukup kuat dan tidak kaku.
Perbedaan
sirkulasi pernafasan pada saat berbicara dan bernyanyi adalah sebagai berikut:
Pada
saat bicara : tarik nafas ---- langsung bicara ---- istirahat ---- tarik nafas,
dst.
Pada
saat bernyanyi : tarik nafas ----tahan nafas sebentar ---- menyanyi --- tarik
naffas, dst.
Agar
dapat menyanyi dengan baik, diperlukan latihan pernafasan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Berdiri tegap kedua kaki sedikit
terbuka, kedua lengan menggantung di samping. Usahakan dan rasakan seluruh
anggota badan dalam keadaan santai.
2.
Hirup nafas pelan-pelan melalui hidung
seraya mengangkat kedua lengan kesamping hingga sejajar bahu.
3.
Tahan nafas sebentar sambil berusaha
menghilangkan ketegangan di bagian leher (jika ada) dengan menggerakkan kepal
ke berbagai arah.
4.
Sambil menurunkan lengan, hembuskan
nafas sehemat mungkin melalui mulut dengan suara fff agar dapat diketahui
merata atau tidak. Usahakan agar gerak lengan yang menurun dan suara desis
dapat habis bersamaan sewaktu mencapai sisi badan, sehingga dapat diperkirakan
panjang pendeknya nafas yang nantinya berguna dalan frasering.
5.
Latihan dilanjutkan tanpa menggerakkan
lengan dengan suara a i u e o yang didahului konsonan seperti l m n ng s.
gunakan nada sedang, setelah itu gunakan nada yang semakin rendah atau makin
tinggi.
Frasering
adalah pengambilan nafas pada bagian-bagian yang tepat, sesuai dengan
pembagianfrase atau kalimat lagu. Kesesuaian frase atau kalimat lagu dengan
kalimat syair merupakan salah satu syarat lagu yang baik karena memudahkan si
penyanyi menentukan fraseringnya.
b.
Pembentukan
suara.
Pembentukan
suara adalah usaha untuk membentuk suara yang baik dengan
cara melatih alat-alat suara agar dapat berfungsi semaksimal mungkin.
Pitch
atau tinggi nada yang tepat dan mengandung resonan dapat dicapai dengan
mengkombinasikan teknik dan musikalitas (daya kepekaan musik). Musikalitas
seseorang dibawa sejak lahir. Namun musikalitas dapat pula ditingkatkan dengan
cara melatih ketajaman pendengaran terhadap nada dan banyak mendengarkan karya musik
yang baik.
Baik
tidaknya suara yang dihasilkan ditentukan oleh kondisi alat suara yang terdapat
di dalam rongga mulut. Unutk mendapatkan bentuk suara yang baik (untuk vokal
dan drama) diperlukan latihan sebagai berikut..
1. Latihan rahang bawah
Dalam
keadaan santai, rahang bawah digerakkan sejauh mungkin ke bawah lalu digerakkan
ke kiri dan ke kanan. Ucapkan pa pa pa pa, ba ba ba ba, ma ma ma ma, wa wa wa
wa, ya ya ya ya, dalam tempo yang agak cepat.
2. Latihan
bibir
a.
Rahang bawah atau gigi terkatup, bibir
ditarik ke samping lalu dikerucutkan ke depan
b.
Mulut terbuka, kedua bibir dilipat ke
dalam diantara gigi seri atas dan bawah.
c.
Buatlah suara brrr (deru mobil)
sepanjang mungkin.
d.
Buatlah posisi a i u e o bergantian
dengan atau tanpa suara.
3. Latihan
lidah.
a.
Julurkan lidah sepanjang mungkin dengan
ujungnya terkait pada gigi seri atas atau bawah bergantian
b.
Lidah dijulurkan lalu digerakkan ke kiri
dan ke kanan, ke atas dan ke bawah.
c.
Lidah dijulurkan, secaara bergantian
ditegangkan dan dilemaskan.
4. Latihan
langit-langit lunak
Posisi
rongga mulut siap mengucapkan b dan m, d dan n, k dan ng secara bergantian
dalam keadaan mulut terkatup
5. Latihan
suara atau vokalisasi
a.
Menyanyikan berbagai tingkatan tangga
nada. Dimulai dari tangga nada bernada sedang, makin rendah lalu makin tinggi.
b.
Menyanyikan berbagai variasi interval
dengan solmisasinya
c.
Latihan diiringi instrument musik
harmonis
d.
Usahakan suara yang terbentuk mengandung
resonan.
c.
Pengucapan.
Pengucapan
yang tepat dan baik selain memberikan pengertian yang jelas, juga membantu
terciptanya kemerduan dan kejernihan suara. Kurang jelasnya pengucapan dapat
disebabkan karena kurang supelnya alat pengucap terhadap berbagai bunyi
konsonan dan vokal yang ada. Berbagai macam bunyi untuk mengucapkan kata-kata
dibagi dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
1.
Huruf bunyi atau vokal
a.
Tunggal a i u e o
b.
Rangkap ai ei oi au
2.
Huruf konsonan
a.
Mungandung bunyi : m n l y ng ny
b.
Tanpa bunyi
c.
Eksplosif lembut : b d g j
d.
Eksplosif keras : c k p q t x
e.
Berdesis lembut : h j v w z kh
f.
Berdesis keras : s f sh
g.
Bergetar : r
Cara
membentuk atau mengucapkan konsonan tersebut, antara lain dengan perantaraan
berikut ini
1.
Bibir atas dan bawah : b
m p
2.
Bibir bawah dan gigi atas : f v w
3.
Lidah ujung dan langit-langit keras
depan : d l n r s t z
4.
Lidah tengah dan langit-langit tengah : c j y ny sy
5.
Lidah pangkal dan langit-langit lunak : g k q x kh ng
6.
Tanpa artikulasi : s
Latihan
artikulasi dengan mengucapkan berbagai kombinasi konsonan dan vokal dalam
bentuk kata atau kalimat yang mengandung arti, sambil menerapkan pembentukan
suara secara baik dan benar
d.
Sikap
dan pembawaan lagu
Sikap
badan yang baik ketika sedang bernyanyi adalah tegak namun tidak kaku. Sedikit
atau banyaknya gerakan yang dilakukan disesuaikan jenis lagu atau musik yang
dibawakan. Sikap badan yang benar berpengaruh bagi sirkulasi pernafasan,
pembentukan suara, dan keindahan penampilan.
Pembawaan
lagu adalah bagaimana suatu lagu dibawakan berdasarkan tema lagu. Tema lagu ini
dapat diketahui melalui syair atau liriknya. Tema dan jiwa lagu yang kuat mudah
diketahui bila ada keserasian karakter antara melodi, harmoni, dan liriknya.
Pembawaan atau penjiwaan lagu berhubungan dengan interpretasi, ekspresi, dan
peragaan makna kata atau kalimat.
Interpretasi
adalah penafsiran akan jiwa dan suasana lagu atau karya musik yang diperoleh
dari pengamatan mendalam atas karya tersebut. Jiwa dan suasana lagu itu, antara
lain : kegembiraan, kedukaan, ketenteraman, kepahlawanan, cinta kasih, rasa
syukur, dan sebagainya.
Ekspresi
adalah daya untuk mengungkapkan interpretasi dalam membawakan lagu atau karya musik
dengan dukungan teknik yang dimiliki. Untuk membawakan lagu dengan baik tidak
cukup hanya dengan emosi, tapi harus disertai dengan penguasaan teknik dan
suara dalam menyajikan atau menyampaikan kepada penonton atau pendengar.
Peragaan
makna kata atau kalimat adalah ekspresi yang diragakan melelui gaya atau gerak
fisik seiring dengan kata atau kalimat yang dinyanyikan yang dinyanyikan.
Sifatnya tidak mutlak karena tidak setiap kata atau kalimat dapat diragakan.
Ada yang melakukannya dengan tenang, hanya mimik wajah, gerak tangan, atau
gerak seluruh anggota badan.
Penyajian musik vokal, dapat dilakukan
melalui bentuk-bentuk berikut ini
a.
Solo vokal,
yaitu lagu yang dinyanyikan oleh satu orang
b.
Duet, yaitu lagu
yang dinyanyikan oleh dua orang
c.
Trio, yaitu lagu yang
dinyanyikan oleh tiga orang
d.
Kwartet, yaitu lagu
yang dinyanyikan oleh empat orang
e.
Paduan suara (koor),
yaitu lagu yang dinyanyikan oleh banyak orang dan terdiri atas beberapa suara
f.
Acapella, yaitu lagu
yang dinyanyikan tanpa menggunakan iringan alat musik apapun
g.
Kanon, yaitu lagu yang
tidak bersamaan dimulainya
h.
Unisono, yaitu lagu
yang dinyanyikan oleh orang banyak atas satu suara
2.
Musik
instrumental
Musik
instrumental, yaitu suara karya seni yang disajikan dengan menggunakan suara
dari alat-alat musik
Penyajian
musik instrumental dan campuran dapat dilakukan melalui beberapa bentuk, antara
lain sebagai berikut.
1.
Solo, yaitu
penyajian musik yang dilakukan oleh satu orang, misalnya solo gitar, solo
piano, dsb
2.
Ansambel, yaitu
penyajian musik bersama dengan menggunakan alat musik tertentu dengan lagu dan
aransemen yang sederhana.
3.
Orkes string,
yaitu penyajian musik yang banyak menggunakan alat musik berdawai (petik atau
gesek)
4.
Orkes simphoni,
yaitu penyajian musik yang menggunakan alat musik lengkap baik itu tiup, petik,
gesek, maupun alat musik pukul
5.
Band, yaitu kelompok
pemain musik dengan peralatan yang disesuaikan dengan tujuan pengadaannya.
Misalnya band sekolah, marching band, dan brass band
6.
Opera, yaitu suatu
pergelaran musik yang dialognya menggunakan lagu
B. Persiapan pergelaran musik
Pergelaran
musik adalah suatu kegiatan mempertunjukkan hasil karya musik di hadapan
penonton (publik) agar mendapat tanggapan maupun penilaian. Tanggapan dan
penilaian di sini tidak selamanya berupa kritik, saran, atau penilaian berupa
angka-angka seperti seorang guru memberikan penilaian terhadap muridnya.
Pergelaran musik merupakan ajang untuk menunjukkan kemampuan kita dalam
menghasilkan dan menampilkan karya seni musik berupa lagu dan permainan musik.
Selain itu, dengan adanya pergelaran musik kita dapat belajar menghargai
kemampuan orang lain dalam bermusik.
Pergelaran
musik sekolah merupakan pergelaran musik yang dilaksanakan di lingkungan
sekolah yang bertujuan untuk mendukung proses belajar siswa di sekolah.
Biasanya, pergelaran musik sekolah diadakan untuk mendapatkan nilai praktik
seni musik atau sebagai acara pertunjukan sekolah
1. Tujuan
dan fungsi pergelaran musik
Pergelaran
mrupakan wahana bagi seniman atau pencipta seni untuk dapat mengaktualisasikan
ekspresi seninya. Bagi penikmat seni, pergelaran dapat digunakan sebagai alat
untuk dapat mengapresiasi suatu karya seni. Dengan demikian pergelaran dapat
berfungsi sebagai sarana berkomunikasi antara seniman (apresian) dengan peminat
seni (apresiater)
Pergelaran musik memiliki tujuan dan
fungsi sbb:
a.
Pergelaran sebagai media mengembangkan
bakat dan kreativitas
Dengan
adanya pergelaran musik, seorang memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakat
dan daya kreativitasnya. Ia berusaha menciptakan karya-karya untuk menurut
kreasinya untuk dapat ditampilkan dalam pergelaran.
b.
Pergelaran sebagai media berlatih musik
Pergelaran
dapat digunakan sebagai sarana untuk berlatih musik bagi siswa. Hal ini
dikarenakan siswa termotivasi untuk menampilkan sajian yang baik. Agar hal itu
dapat terwujud diperlukan latihan-latihan yang intensif
c.
Pergelaran sebagai media apresiasi
Dengan
pergelaran musik, karya seseorang akan mendapat tanggapan dari orang lain.
Dengan datang dan mendengarkan sajian musik, pada dasarnya seseorang telah
memberikan apresiasi atau penghargaan pencipta dan karya musiknya tersebut. Ia
pun dapat memberikan penilaian terhadap sajian tersebut sebagai bentuk
apresiasinya. Penilaian ini akan menjadi masukan yang berharga bagi sang
penciptanya untuk membuat karya-karya yang lebih baik lagi.
d.
Sebagai sarana upacara (kegiatan sosial)
Dalam
hal ini, pergelaran musik ditujukan untuk memperingati hal-hal penting seperti
pentas musik dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda dan pentas musik dalam
rangka memperingati hari ulang tahun sekolah
e.
Sebagai sarana hiburan
Pergelaran
musik di sekolah dapat menjadi sarana hiburan bagi warga sekolah. Misalnya
pentas musik setelah melakukan tes semester.
2. Persiapan
pergelaran musik di sekolah
Kesuksesan
sebuah pergelaran musik tidak lepas dari bagaimana pertunjukan itu
dipersiapkan. Untuk menghasilkan pergelaran musik tentunya dibutuhkan persiapan
yang matang. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan pergelaran musik,
antara lain :
A. Pembentukan
panitia
Panitian
pergelaran adalah sekelompok orang yang dmemiliki tugas mempersiapkan sesuatu
untuk pergelaran. Kaerna kita akan membuat pergelaran sekolah, maka panitia
juga dibentuk dari para siswa sendiri. Hal ini sangat membantu para siswa untuk
lebih mengetahui persiapan-persiapan yang diperlukan dalam pergelaran sekolah.
Adapun panitia yang diperlukan dalam sebuah pergelaran adalah :
1.
Penasihat
Penasihat
adalah orang yang member nasihat, masukan, dan kritikan terhadap pantia
pergelaran. Dalam hal ini, biasanya yang menjadi penasihat aaadalah guru seni musik.
2.
Ketua panitia
Ketua
panitia bertugas mengkoordinasi atau memberikan instruksi atau tugas kepada
bendahara, sekretaris, dan para seksi yang tergabung dalam kepanitiaan sesuai
dengan tugas dan jabatan masing-masing
3.
Wakil
ketua
Wakil
ketua adalah orang yang melaksanakan instruksi dan tugas daari ketua panitia,
kemudian dilanjutkan kepada para seksi sesuai dengan bidangnya. Setiap seksi
bertanggung jawab langsung terhadap wakil ketua. Tugas penting dari wakil ketua
panitia adalah memantau kinerja setiap seksi.
4.
Bendahara
Bendahara
adalah orang yang mengelola keuangan pergelaran
5.
Sekretaris
Sekretaris
adalah orang yang mengelola surat-menyurat, mencatat hasil rapat (membuat
notulensi), dan berbagai kegiatan kesekretariatan
6.
Seksi-seksi
Seksi
seksi adalah orang-orang yang menangani setiap bidang kepanitiaan. Adapun
seksi-seksi yang diperlukan dalam mengadakan pergelaran musik adalah :
a.
Seksi
acara:
menangani berbagai persiapan yang berhubungan dengan acara. Tugas-tugas yang
harus dilakukan seksi acara diantaranya adalah mendata jumlah peserta
pergelaran, mendata jenis pergelaran yanag dibawakan oleh peserta. Membuat
ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan acara, serta memantau persiapan
para pengisi acara. Seksi acara bias juga merangkap sebagai MC (master of ceremony)
atau pembawa acara
b.
Seksi
perlengkapan : bertugas untuk mempersiapkan segala perlengkapan
pergelaran
c.
Seksi
transportasi : bertugas untuk menangani transportasi atau
kendaraan yang dibutuhkan oleh para panitia
d.
Seksi
humas
: bertanggung jawab dalam mengurusi pemberitahuan dan penyebarluasan acara
pergelaran di kalangan sekolah dan masyarakat
e.
Seksi
dekorasi : bertugas dalam mempersiapkan panggung atau arena
pergelaran, baik tata ruang, tata panggung, atau tata lampu
f.
Seksi
konsumsi : seksi konsumsi mengemban tugas dalam menangani
konsumsi atau makanan dan minuman jika diperlukan, baik bagi peserta pergelaran
maupun bagi para panitia dan tamu.
g.
Seksi
dana
: mengusahakan dana dari pihak sekolah, sponsor, donator, dsb.
h.
Seksi
kesenian : bertugas mengkoordinir, memimpin, dan mengatur
pelaksanaan latihan persiapan pergelaran kesenian
i.
Seksi
dokumentasi : bertugas untuk
mengabadikan kegiatan dengan kamera maupun video shooting
j.
Seksi
keamanan : menjaga keamanan dan ketertiban selama kegiatan,
baik mandiri atau menggunakan bantuan dari luar
k.
Seksi
P3K
: bertugas menolong peserta kegiatan jika ada yang sakit
l.
Seksi
tamu
: menyambut, mengatur tempat, dan melayani keperluan tamu atau peserta kegiatan
m.
Seksi
pembantu umum : bertugas dalam membantu tugas segala
seksi yang ada.
- Menyusun
jadwal kegiatan
Menyusun
jadwal kegiatan : menyusun jadwal kegiatan tentunya sangat dibutuhkan agar
kegiatan yang kita lakukan dapat terlaksana dengan efektif, efisien, baik dan
bermutu. Sebuah pergelaran musik memerlukan penjadwalan kegiatan sejak dari
persiapan sampai acara digelar.
- Mengadakan
rapat kerja
Rapat
kerja adalah rapat yang dihadiri oleh semua panitia untuk membahas tentang :
1.
Pedoman dan langkah-langkah kerja
panitia agar dapat bekerja optimal
2.
Waktu dan tempat pelaksanaan
3.
Anggaran dana
4.
Koordinasi antar seksi untuk
mempersiapkan kebutuhan masing-masing seksi
- Melakukan
latihan musik
Latihan
musik sangat dibutuhkan untuk menghasilkan pertunjukan musik yang baik
- Publikasi
: dibutuhkan untuk menhyampaikan ke masyarakat sekitar atau kalangan
tertentu untuk menghadiri acara pertunjukan tersebut
- Penataan
tempat pertunjukan : berhubungan dengan tugas tata
ruang, dekorasi, dan tata panggung, dimana tidak boleh lepas dari tema dan
konseppertunjukan. Biasanya panggung, tata suara, dan peralatan lainnya
sudah merupakan satu paket. Untuk band, diperlukan panggung tambahan yang
lebih rendah dan kecil, diletakkan sudut kiri atau kanan depan panggung
utama. Hal ini dimaksudkan agar penampilan drama, operet, atau tari tidak
terganggu oleh peralatan band.jika tidak memungkinkan, seluruh acara band
sebaiknya didahulukan karena jika diletakkan pada akhir acara akan
menghabiskan waktu dalam pemasangan alat penyeteman dan control suara.
- Gladi
bersih ; adalah latihan yang terakhir, dilakukan di
gedung pertunjukan, dan menggunakan peralatan yang sudah disiapkan untuk
pertunjukan. Gladi bersih adalah gambaran dari pertunjukan yang akan
dilakukan.
Tujuan
gladi bersih adalah :
1.
Melihat kesiapan tampil dari setiap
peserta baik dari segi karya maupun kostum dan perlengkapan lainnya.
2.
Melihat kesiapan lainnya, seperti panggung dengan dekorasinya, tempat
duduk penonton, fasilitas umum lainnya.
3.
Membiasakan para peserta dengan suasana
pergelaran
3. Pelaksanaan pergelaran musik di sekolah
Pada
saat pelaksanaan pergelaran, semua peserta maupun panitia tidak boleh datang
terlambat. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan semua hal sesuai dengan
rencana. Apabila ada kekurangan, maka masih ada kesempatan untuk
memperbaikinya.
Hal
yang perlu diperhatikan saat pergelaran musik dilaksanakan adalah penampilan
peserta dan kerja panitia penyelenggara.
A. Penampilan peserta
Hal
yang perlu diperhatikan mengenai penampilan peserta saat pelaksanaan pergelaran
adalah :
1.
Tata rias : saat merias (wajah
maupun rambut) usahakan tidak terlalu berlebihan. Make up harus membuat kita
merasa nyaman saat tampil sehingga konsentrasi hanya tertuju pada karya yang
akan ditampilkan
2.
Busana : saat akan tampil,
usahakan busana sudah tersedia sejak hari sebelumnya
3.
Percaya diri : saat tampil, seorang penampil harus memiliki kepercayaan
diri. Hal ini penting karena ketika tampil, seorang penyanyi atau pemusik tidak
akan mendapat bantuan dari orang lain. Kunci untuk bisa tampil percaya diri
yaitu dengan latihan tekun dan terus menerus saat tahap persiapan.
4.
Penguasaan panggung :
Penampil harus mengetahui ruang, atau besar kecilnya panggung. Bagi penyanyi,
saat tampil hendaknya tidak hanya terpaku di salah satu sudut atau bagian
panggung saja, tetapi memanfaatkan luas panggung sebaik-baiknya.
5.
Penguasaan sound system :
penyanyi harus benar-benar mengetahui kepekaan sound system (microphone) jarak
dari mulut tidak boleh terlalu dekat agar desis napas atau tarikan napas tidak
terdengar sehingga keindahan nyanyian tetap terjaga
B. Kerja panitia penyelenggara
Pada saat
pergelaran semua panitia harus bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga para
pengunjung dapat menikmati pergelaran dengan rasa senang. Jika itu terjadi
pergelaran musik dikatakan berhasil.
Setelah kegiatan usai diadakan acara
pembubaran panitia, dalam acara ini perlu diadakan evaluasi,
a.
Apakah panitia dapat bekerja sama dengan
baik dan sungguh-sungguh, bertanggung jawab?
b.
Apakah persiapan acara sungguh-sungguh
matang?
c.
Apakah peserta puas atas pergelaran
tersebut?
d.
Apakah dana mencukupi?
e.
Apakah hasil dari acara tersebut?
Dalam
menggelar pertunjukan musik kadangkala muncul berbagai persoalan dan hambatan :
dana, keamanan, tempat, segmen penonton, izin pertunjukan, pilihan jenis musik,
penyanyi, dan undangan. Untuk menghindari persoalan yang menghambat pertunjukan
yang akan diadakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
a.
Menentukan fokus seni pertunjukan yang
akan dipentaskan
b.
Melakukan komunikasi yang lebih mengerti
tentang seni pertunjukan
c.
Memilih orang yang benar-benar
berkompeten menjadi partner pertunjukan seni musik
d.
Membuat job description untuk orang yang
terlibat dalam pertunjukan seni musik
e.
Menentukan jadwal agenda mulai dari
persiapan, latihan, hingga pementasan berlangsung
f.
Setelah semua persiapan terprogram
dengan baik, mulai merencanakan pertunjukan
g.
Mengatur tempat yang dirasakan kondusif
untuk melakukan koordinasi dengan teman-teman
h.
Mempersiapkan perizinan pertunjukan
kepada pihak yang terkait
i.
Mempersiapkan property yang diperlukan
mempersiapkan kartu identitas kru
C. Membuat tulisan tentang kritik musik
Mengkritik
dan dikritik merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Subyek kritik
membutuhkan obyek sebagai tumpuan kritis, sementara obyek kritik memerlukan
reaksi kritis sebagai sarana pengembangan kualifikasi. Terjadinya kritik disebabkan
adanya ketidaksesuaian, penyimpangan ataupun lepasnya batas-batas normativ
dalam pandangan obyektif pelaku kritik. Pandangan masing-masing pelaku kritik
didasari dari latar belakang ilmu pengetahuan dan pengalamannya secara
menyeluruh. Artinya kritik dapat bermakna subyektif dan dapat pula bermakna
obyektif. Namun nilai kritik akan diterima. Jika sudah melelui seleksi
mayoritas atas pandangan yang obyektif. Semanggat untuk menciptakan kondisi
yang lebih baik daripada sebelumnya. Prinsip dari segala kritik adalah tidak
untuk menjatuhkan pihak manapun. Kritik dilakukan sebagai alat untuk mendukung
perkembangan kearah yang lebih baik. Kritik disampaikan secara professional
melalui dasar-dasar pemahaman teori musikal, logika, kajian akademis, tanpa
menggunakan rasa/sifat pribadi untuk menjatuhkan, menghina, dan sebagainya.
Materi
dasar yang digunakan untuk mengkritisi sebuah karya musik adalah mengenal unsur
utama lagu dan unsur tambahan.
1. Unsur
utama lagu adalh lirik dan musik.
a.
Lirik :
dalam sebuah karya musik yang dimaksud lirik adalah teks atau kata-kata yang
digunakan dengan atau tanpa musik. Lirik lagu biasanya dituliskan dengan
kebiasaan-kebiasaan yang terdapat dalam karya sastra sajak atau puisi.
Kebiasaan (atau ketentuan) ini meliputi :
1.
Baris (kalimat)
2.
Verse (bait)
3.
Rhyme (rima)
4.
Penggunaan kata-kata daari bahasa
Indonesia yang halus
5.
Penggunaan bermacam-macam majas dalam
ilmu Bahasa Indonesia
6.
Pengunaan struktur kalimat
Semua
materi yang digunakan untuk membuat lirik lagu, pada akhirnya harus menyimpulkan
aatau menyampaikan sebuah makna. Makna lirik dapat berupa banyak hal sesuai
inspirasi sang pencipta lagu
b.
Musik :
(dalam arti yang seluas-luasnya) adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
mengiringi penyanyi dalam menyanyikan lirik lagu. Elemen utama musik dalam lagu
adalah :
1.
Melodi (melody), meliputi pola nada,
skala, tone range, dll
2.
Ritme (rhytm) yaitu pola ketuk irama
3.
Pola chord
4.
Instrument (musik instruments)
Empat
hal diatas adalah elemen musik terbesar yang menentukan genre sebuah musik. penilaian musik yang digunakan untuk
mengiringi lagu dapat berpedoman dari keefektifannya dalam mewakili makna lagu,
dari harmoni, dsb.
2.
Unsur tambahan, meliputi :
a.
Seni tari,
b.
kostum,
c.
video klip
d.
aksi panggung
e.
moralitas
langkah-langkah dalam melakukan kritik musik
sbb:
1.
deskripsi :
tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala
sesuatu yang dilihat secara apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis
atau mengambil kesimpulan
2.
analisis formal :
tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan
struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Dalam sebuah pergelaran musik
misalnya dianalisis mengenai gaya perseorangan, tema, kreatifitas, dan teknik
mewujudkan karya
3.
interpretasi :
tahapan penafsiran makna sebuah karya seni, sifatnya sangat terbuka,
dipengaruhi sudut pandang dan wawasan pengkritiknya. Semakin luas wawasan
seorang pengkritik biasanya semakin kaya interpretasi karya yang dikritiknya
4.
evaluasi : tahapan dalam
kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan
karya lain yang sejenis.
PEMENTASAN
DAN KRITIK KARYA SENI TARI
A. Menampilkan karya tari hasil modifikasi
Kita
dapat memodifikasi tari dengan berbagai cara, salah satunya dengan
menyajikannya dalam bentuk dan jumlah penari yang berbeda. Berdasarkan
penyajian dan jumlah penarinya, tari dapat dibedakan menjadi :
1. Tari tunggal (solo)
Tari
tunggal adalah tarian yang dimainkan oleh seorang penari dalam pertunjukan.
Tetapi ada pula yang menampilkan tari tunggal dengan penari yang berbeda-beda
secara bergantian. Penari memiliki keleluasaan gerak karena ia tidak harus
bergantung atau berhubungan dngan penari yang lain. Penari harus mampu
mengelola bentuk gerak berdasarkan kepekaan iramanya sehinggga ia lebih leluasa
menginterpretasikan atau melahirkan gerak spontan. Hal tersebut dapat dilihat
ketika penari mengatur dan menentukan ruang gerak (maju, mundur,
berputar-putar, meloncat, dsb), mengatur waktu (kuat, lemah), dan mengungkapkan
ekspresi (memaknai gerak, tema, isi), semua tergantung pada kemampuan dirinya
sendiri. Ciri-ciri tari tunggal antara lain :
a.
Ditarikan oleh satu orang (lakai-laki
atau perempuan) atau oleh penari bebeda-beda secara bergantian
b.
Memiliki alur cerita atau penokohan
c.
Bertema kepahlawanan atau percintaan
Tari
tunggal menuntut kecermatan dan kesempurnaan pelaksanaan yang seluruhnya
dibebankan kepada seorang penari. Pengontrolannya tidak sesukar tari
berkelompok, tetapi tanggung jawab penari dalam tari tunggal sangat besar.
Penari harus menguasai materi dan menjiwai maknanya.
Contoh
tari runggal :
a.
Sunda : graeni, kandangan, monggawa,
topeng koncaran
b.
Jawa : bondan, gambir anom, golek,
kelana
c.
Bali : kebyar, margapati, trunojoyo,
panji sumirang
2. Tri berpasangan (duet)
Tari
yang disjikan oleh dua orang penari. Ciri-cirinya :
a.
Dibawakan oleh dua orang penari, bisa
putra dan putri
b.
Dalam membawakan tarian, perlu
memperhatikan keselarasan gerak dengan pasangan, saling melengkapi, mengisi,
merespon, dan bekerja sama
Hal
yang perklu diperhatikan untuk penjyajian tari berpasangan :
a.
Penguasaan ragam gerak sesuai koreografi
(susunan tari)
b.
Penguasaan daya ekspresi tari sesuai
koreografi serta karakter yang dibawakan
c.
Penguasaan irama pengiring tari
d.
Percaya diri yang tinggi
e.
Penguasaan ruang pentas
f.
Kekompakan dengan pasangan dalam mewujudkan
gerak tari yang harmonis dan serasi
Contoh tari berpasangan :
a.
Tari
Jogged:
dari bali, memiliki pola gerak yang agak bebas, lincah, dinamis. Diambil dari gerakan
legong dan kekebyaran dan dibawakan secara improvisatif. Biasanya dipentaskan
sehabis panen, hari raya, atau hari penting lainnya.
b.
Tari
Karonsih : terdiri dari laki-laki dan perempuan, berlatar
belakang sejarah kerajaan Kediri, menceritakan kisah kasih Putri Galuh Candra
Kirana atau Dyah Sekartaji dengan Panji Asmara Bangun. Sering digunakan pada
resepsi pernikahan, diiringi gendhing Ketawang Pangkur pelog lima terus
gansaran kemudian dilanjutkan Ketawang Kinanthi Sandung, lanjut Lambangsari dan
terakhir ladrang Sigramangsah.
c.
Tari
Oleg Tamulilingan : dari Bali, oleg = goyang, dalam
tarian melambangkan kumbang betina, sangat cocok ditarikan oleh mereka yang
bertubuh langsing semampai sebagai pemberi kesan ngoleg.
d.
Tari
Piso Surit : dari Sumatra Utara, piso surit adalah sejenis
senjata khas orang Batak Karo, sebenarnya piso surit adalah nama burung yang
sedang bernyanyi, menggambarkan seorang gadis yang sedang menanti kekasihnya.
e.
Tari
Cokek
: dari Tangerang diwarnai budaya etnik cina. Menggunakan kebaya yang disebut
cokek, mirip sintren Cirebon atau sejenis ronggeng jawa tengah. Banyak diiringi
orkes gambang kromong
f.
Tari
Serampang Duabelas : diciptakan oleh “Sauti” era thn 1940-an, menceritakan tentang perkenalan
muda-mudi hingga memasuki perkawinan dalam 12 ragam atau 12 langkah.
3. Tari Kelompok (masal)
Disajikan
oleh kelompok penari, komposisinya lebih sulit daripada tari tunggal dan tari
berpasangan.
Contoh tari berpasangan :
a.
Tari
Bedhaya : tari kerajaan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sebagai
tarian sakral, pada perkembangan selanjutnya dipertunjukkan untuk umum.
b.
Tari
Kecak :
dari Bali dulunya merupakan tarian sakral (sang Hyang), ditarikan secara misal
terutama oleh laki-laki tanpa alat musik kecuali dari suara penari
c.
Tari
Saman :
dari Aceh, biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik gendang dan
suara dari penari dan tepuk tangan yang dikombinasikan dengan pemukul dada dan
pangkal paha mereka sebagai sinkronisasinya dan menghempaskan badan ke berbagai
arah. Tarian ini dilakukan secara kelompok sambil bernyanyi, posisi duduk
berlutut dan berbanjar atau bersaf tanpa menggunakan musik pengiring. Biasanya
ditarikan oleh 8 penari dan 2 sebagi pemberi aba-aba sambil bernyanyi.
B. Pementasan karya seni tari
Terselenggaranya
sebuah pementasan dapat terjadi karena beberapa hal, berbagai tujuan, dan
kepentingan. Maksud dan tujuan diselenggarakannya suatu pementasan tari antara
lain sbb:
1.
Sarana
upacara : pementasan tari digunakan untuk upacara bersifat
sakral dan magis
2.
Sarana
hiburan : digunakan untuk menghibur penonton sekaligus
memenuhi kepuasan penarinya
3.
Sarana
informasi : digelar untuk memberi informasi mengenai fenomena
yang terjadi di masyarakat.
4.
Sarana
bisnis : pementasan tari diselenggarakan untuk menghasilkan
profit atau keuntungan.
Pementasan
tari dapat diselenggarakan dengan sukses dan lancar apabila dipersiapkan secara
cermat dan terorganisir. Pada dasarnya persiapan pementasan tari tungggal
maupun kelompok hampir sama, perbedaannya terletak pada jumlah penari saja. Hal
tersebut mempengaruhi luas panggung.
Secara garis besar hal yang harus
dipersiapkan pada pementasan tari sbb:
1.
Panita.
2.
Tempat
pementasan
: bisa yang alami, (alam terbuka), bangunan permanen, dan semi permanen
a.
Panggung
sementara (non permanen) : panggung yang dibuat untuk sementara
saja.
b.
Panggung
semi permanen :
bisa untuk berkali-kali pakai
c.
Panggung
permanen : dipakai untuk pertunjukan dan dalam waktu yang
cukup lama
Penataan
ruang merupakan rangkaian yang harus ada dalam merancang sebuah pementasan
tari. Ruang yang ideal bagi sebuah pementasan adalah ruangan yang sesuai dengan
jenis tarian, jumlah peserta, dan penonton. Oleh karena itu segala sesuatu yang
berhubungan dengan penataan ruang pementasan harus ditangani oleh ahlinya
3. Waktu pementasan : harus
dipertimbangkan dengan cermat agar tidak bersamaan dengan acara penting,
misalnya jangan pada saat ujian sekolah, juga diperhitungkan kapan pertunjukan
berakhir. Hal ini berkaitan dengan faktor keamanan penonton .
4. Penari/pemain.
Penari
merupakan pemain utama sebuah pementasan tari karena inti dari diadakannya
pementasan adalah mementaskan tarian. Bisa berupa tarian individu ataupun
kelompok. Pada tari tunggal penari bebas membuat gerakan atau pola lantai
sesuai keinginan sendiri, sedangkan pada tari kelompok antara penari harus ada
kerjasama. Latihan Sebelum pementasan sangat berguna untuk menumbuhkan
keberanian berekspresi, beraktualisasi diri (menunjukkan kemampuan diri)
membentuk jati diri (identitas pribadi), berkreasi, bersosialisasi dengan teman
sekelas dan teman antar kelas, serta melatih mental menari.
Gerakan
yang ditampilkan penari harus diatur lebih dahulu oleh koreografer (orang yang
bertugas membuat komposisi tari dan menata gerakan tari).
Hal yang perlu dipersiapkan seorang
koreografer :
a.
Menyusun gerak yang akan ditampilkan
sesuai dengan tema pementasan
b.
Menyusun pola lantai sesuai tempat dan
jumlah penari
c.
Menentukan property tari yang bisa
membantu memperjelas gerak
d.
Menentukan iringan yang dapat membantu
memperjelas ketepatan tempo gerakan tari
5. Unsur-unsur pendukung
a.
Tata
pentas
: meliputi tata panggung atau dekorasi tan tata cahaya. Pementasan tari kreasi
biasanya memerlukan pencahayaan (lighting) yang lebih bervariasi dibandingkan
dengan tari tradisional. Pencahayaan tari tunggal biasanya lebih sederhana
karena hanya mengikuti gerak seorang penari. Biasanya digunakan lampu spot
(spot light) dengan aneka warna sehingga meningkatkan efek estetik pertunjukan.
Hal yang terpenting, penataan lampu harus benar-benar memahami karakter dan
gerakan tarian sehingga penataan lampu berhasil mendukung tema tarian yang
disajikan.
b.
Kostum
atau busana : fungsinya untuk mendukung penampilan seseorang
(penari) dalam memainkan suatu peran. Tanpa busana yang sesuai dengan karakter
perannya, maka tidak akan ada kesesuaian antara ukuran tubuh penari, kostum,
dan tema. Akibatnya pementasan akan mengalami hambatan bahkan dapat mengalami
kegagalan.
c.
Tata
rias
: dandanan atau cara menggunakan make up (misalnya bedak, lipstick, sinwit atau
zat pewarna) yang digunakan untuk mendukung karakter penari yang disesuaiakan
dengan tema tari.
d.
Musik
pengiring : kehadiran musik iringan beguna untuk mendukung
suasana tari sebagai iringan ritmis, yaitu mengiringi tari agar sesuai dengan
ritmis geraknya. Dapat menggunakan kaset ataupun iringan hidup (live).
Selain
unsur pendukung kadang ada yang menggunakan property (perlengkapan alat yang
digunakan dalam pementasan karya seni tari, berfungsi untuk mendukung sajian
pementasan tari agar sesuai dengan tema tari dan keinginan dari penat tari) dan
aksesoris (perlengkapan busana seperti giwang, kalung, gelang, cundhuk, jungkat
yang digunakan untuk menambah keindahan pertunjukan tari).
6. Susunan acara pementasan tari.
Susunan
Acara pementasan harus disesuaikan dengan tujuannya, latar belakang penonton,
dan tema tarian.
Langkah-langkah
yang dapat ditempuh untuk menyusun acara pergelaran seni tari :
a.
Rapat khusus panitia kecil (lima – enam
orang) untuk membahas rencana awal
b.
Rapat umum oleh panitia (tim) untuk
menentukan acara terpilih yang diajukan anggota panitia (tim)
c.
Hasil keputusan panitia (tim) khusus
segera ditindak lanjuti dengan menyusun rencana acara pergelaran yang lebih
konkret.
d.
Setelah acara tersusun, panitia membuat
proposal, membuat undangan, menyebarkan pamphlet, leaflet, buklet, menyediakan
buku tamu apabila dianggap perlu, mulai melatih pemain, dan menggalang dana melalui
berbagai donatur.
C. Membuat tulisan kritik tari
Kritik
dapat dibedakan berdasarkan wujud pengungkapannya, dibedakan menjadi
1.
Kritik prapredikatif :
kritik yang belum menemukan predikat yang konkret, tidak dapat dikenal dengan
jelas, tetapi dapat dirasakan kehadirannya melalui sikap antara sadar dan tidak
mereaksi sesuatu dengan tindakan tertentu, seperti berdecak, atau
menggaruk-garuk kepala tanda tidak setuju dengan pernyataan seorang, dan
berbagai bentuk lain.
2.
Kritik predikatif :
kritik yang terwujud dalam media ungkap tertentu, bisa dalam wujud lisan
(kritik verbal), dan kritik non verbal, disampaikan melalui media tulis atau visual lain dalam
struktur tertentu.
Beberapa ahli
mendeskripsikan pengertian Kritik tari sbb:
1.
Edy
Sedyawati : kritik menjadi bagian yang tumbuh secara
beriringan untuk meningkatkan kualitas karya tari (koreografi). Kritik sebagai
upaya yang mengarahkan disiplin kritik untuk memberikan motivasi, rangsangan,
dan sekaligus sebagai sarana meningkatkan mutu koreografi
2.
Bagong
Kussudiardjo : kritik tari dapat memberikan jalan untuk
memajukan serta meningkatkan nilai karya tari, juga mengingatkan kesalahan yang
dibuat oleh seseorang penari, pencipta tari, dan ahli tari.
3.
Edmund
Burke Feldman : untuk meningkatkan pengertian dan
kenikmatan yang diberikan oleh karya seni, melalui pengkajian (penelaahan) yang
mendalam tentang sebab-sebab kenikmatan yang dirasakan oleh penikmat karya
seni. Kenikmatan oleh sebuah karya seni adalah sebuah pengalaman estetik.
4.
Stolnitz
(1966)
kritik harusnya berupa aktivitas evaluasi yang memandang seni sebagai obyek
untuk pengalaman estetik.
5.
Flaccus
(1981)
: kritik sebagai sebuah studi rinci dan apresiatif tentang karya seni, di satu
sisi kritik merupakan keyakinan dan semangat yang lebih besar dari logika
seorang pecinta seni yang berusaha mendukung karya, sisi lain ia merupakan
analisis cendekia yang teliti atas karya seni disertai berbagai tafsir dengan
alasan-alasan.
6.
S.D.
Humardani : kritik sebagai sebuah penelitian mengenai
bermacam-macam gejala dari berbagai sudut terhadap karya atau kekaryaan seni
dalam kehidupan seni. Kritik membuka jalan untuk memahami dan menentukan, mana
yang seharusnya terjadi dalm penyajian sebuah karya seni secara bertanggung
jawab.
Estetik
dapat diidentikkan dengan keindahan yang tidak dapat dilepaskan dengan
konsep-konsep yang ada pada filsafat. Keindahan dibagi menjadi 2 yaitu :
keindahan ciptaan Tuhan (pelangi, awan, gunung, lembah dll), dan keindahan
ciptaan manusia (lukisan, patung, karya musik, tari dll)
Nilai
estetik dalam sebuah karya tari harus harus memiliki tingkat kebaikan dan
kegunaan. Nilai estetik tari merupakan ekspresi pengaturan rasa, pengalaman
jiwa, dan sikap seorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Karya
tari yang mengandung nilai estetis mempunyai ciri-ciri sbb :
1.
Dapat mengungkapkan keharmonisan antara bentuk tari dan isinya
2.
Menarik atau menggugah
3.
Dapat membawa penonton masuk ke dalam
dunia khayal yang ideal
4.
Dapat membebaskan penonton dari suasana
tegang
5.
Menyajikan suatu kebulatan organik
6.
Dapat mendorong akal penonton menuju
perpaduan mental dan spiritual
“jelatik:
mengemukakan bahwa pemahaman kritik atau
pertimbangan untuk bidang seni tari secara esteetika dihadapkan pada
aspek-aspek mendasar yang terdapat pada peristiwa kesenian, diantaranya :
·
Wujud (appearance)
·
Bobot (substance)
·
Penampilan (presentation)
Kritik
tari juga dapat dilakukan melelui pendekatan
etika : pendekatan moralitas serta perilaku sosial.
Fokus
dan obyek kritik adalah seniman. Seniman adalah makhluk yang mmiliki kepekaan
rasa yang paling sensitif, apabila mereka salah menyampaikan kritikan berakibat
munculnya kondisi yang kurang menguntungkan dan biasanya terjadi penolakan,
pertikaian atau yang lebih jauh menyebabkan terjadinya permusuhan. Dengan alasan
tersebut, perlu dipelajari mengenai pendekatan etika dalam memberikan suatu kritik
seni yang dikaitkan dengan ilmu moralitas.
Dalam
melakukan kritik tari, lebih dahulu harus dilakukan pengamatan terhadap
pertunjukan tari.
Tulisan hasil pengamatan pertunjukan
tari diantaranya berisi data :
a.
Judul/nama tarian
b.
Penciptanya/koreografernya
c.
Sinopsis
d.
Jumlah penarinya
e.
Rias dan kostum yang digunakan
f.
Iringan yang digunakan
(internal/eksternal)
g.
Bentuk dan setting panggung
h.
Tata pencahayaan
i.
Lamanya pementasan
j.
Property yang digunakan
k.
Keunikan-keunikan yang dijumpai selama
pertunjukan